Minggu, 26 Desember 2010

RAPAT TIM INISIASI KOPERASI PENGRAJIN KONVEKSI BOGOR CAHAYA PRIMA

Jum'at 24 Desember 2010 Pukul 18.30 - 20.30

Tim Inisiasi Perubahan Kepengurusan Koperasi Pengrajin Konveksi Bogor  Cahaya Prima dengan 5 orang anggotanya [ H. Maryo , Haerullah , M Lutfi , Abdul Kohar , H Endang ]  yang dipimpin oleh HM Zaenal bersilaturahim [ sekaligus persiapan perubahan kepengurusan ] ke rumah ketua Koperasi Koperasi Pengrajin Konveksi Bogor  Cahaya Prima Bpk Sutoro.

Hasilnya sebagai berikut :

1. Bapak Sutoro dan Tim inisiasi sepakat untuk melakukan perubahan Kepengurusan Koperasi dan pembentukan Dewan Pengawas Koperasi untuk kemajuan koperasi.

2. Disepakati segera dilakukan rapat Anggota Koperasi Pengrajin Konveksi Bogor  Cahaya Prima .

Sabtu, 25 Desember 2010

INISIASI PERUBAHAN PENGURUS KOPERASI PENGRAJIN KONVEKSI BOGOR ” CAHAYA PRIMA ”

Setelah mengikuti pelatihan TPT dari kementrian perindustrian , 30 orang peserta sepakat membentuk wadah koperasi sebagai tindak lanjut tantangan dari dirjen IKM Kementrian Perindustrian untuk bersiap menjalankan program-program Kementrian  Perindustrian tahun 2011 untuk IKM TPT.

Pada hari Ahad, 19 desember 2010 pukul 16.00-18.00 perwakilan esk peserta pelatihan berjumlah 4 orang terdiri dari M Zaenal A , M Lutfi S , Miat dan Abdul Kohar didampingi oleh Bpk Ali Susanto [ Anggota Dewan Koperasi Kota Bogor ] mengadakan Rapat yang hasilnya antara lain :

  1. Para Pengrajin Konveksi harus bersama-sama dalam menghadapi tantang global dengan masuknya Produk TPT dari Cina.
  2. Menghidupkan kembali koperasi yang sudah ada di kota bogor yaitu Koperasi Pengrajin Konveksi Bogor ” CAHAYA PRIMA ”

Dengan tahapan kerja yang telah kami lakukan sebagai berikut :

  1. Pengecekan Akta dan surat-surat  yaitu Koperasi Pengrajin Konveksi Bogor ” CAHAYA PRIMA ”
  2. Silaturahim ke Ketua yaitu Koperasi Pengrajin Konveksi Bogor ” CAHAYA PRIMA ” pada tanggal 24 Desember 2010.
  3. Membentuk Tim Inisiasi Perubahan Kepengurusan Koperasi Pengrajin Konveksi Bogor ” CAHAYA PRIMA ” yang diketua HM Zaenal Abidin

Senin, 13 Desember 2010

TEKNOLOGI PROSES DAN DESAIN BORDIR

Sejarah Bordir

Merupakan kerajinan rakyat yang memerlukan ketekunan dan ketelatenan dalam pengerjaannya. Seni bordir sudah sejak lama populer di negeri Cina. Seni yang mengandalkan cita rasa keindahan, ketekunan dan kehati-hatian saat mengerjakan ini telah menyebar ke berbagai wilayah di dunia. Seni bordir masuk ke wilayah Indonesia awal abad ke-16. Para pedagang dari Tiongkok dan India yang datang ke Nusantara yang memperkenalkan seni tersebut.

Istilah Bordir

Istilah Bordir identik dengan menyulam karena kata bordir diambil dari istilah inggris embroidery (im-broide) yang artinya sulaman, pekerjaan menyulam ini sangat sederhana, berawal hanya dengan bantuan alat berupa jarum dan benang. Dengan menggunakan jari jemari tangan, kedua alat ini ditusuk-tusukan pada kain. Dengan berkembangnya teknologi, pekerjaan bordir ini meningkat dengan memakai alat bantu berupa mesin jahit (mesin bordir), sehingga hasil pekerjaannya menjadi lebih baik, bahkan kini sudah banyak diproduksi  mesin bordir komputer.

Tahapan Proses Bordir


1. Persiapan peralatan dan bahan.
2. Pembuatan desain bordir.
3. Pemindahan/penjiplakan desain pada media kain.
4. Pemasangan kain pada ring.
5. Pemilihan dan pemasangan  benang pada mesin bordir
6. Pemeriksaan mesin yang akan  digunakan.
7. Proses bordir.
8. Penyelesaian akhir.

  Mesin  Bordir


Mesin bordir rumah tangga, mesin jenis  ini masih menggunakan tenaga  manusia sebagai sumber  penggeraknya.

 Mesin bordir High-speed, mesin ini sudah  menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya.

 Mesin bordir computer, mesin bordir ini  sudah menggunakan software dalam  proses produksinya.






 Peralatan Penunjang Bordir

 1. Gunting
 2. Ring (pemidangan)
 3. Jarum bordir
 4. Benang bordir
 5. Kain Keras
 6. Solder
 7. Kertas minyak
 8. Pinsil, spidol


 Kualitas bordiran ditentukan oleh :

1. Mesin Bordir
    Alat yang digunakan merupakan pendukung hasil Bordir  yang baik.
    Mesin Bordir yang baik akan menghasilkan karya bordir yang cantik
    dan berkualitas.

2. Sumber Daya Manusia    Bordir yang dihasilkan harus selalu disesuaikan dengan mode,
    karena itu SDM yang professional.
    #  Desainer yang berkualitas akan menghasilkan karya yang aktual,
        orisinil, inovatif dan modern.
    #  Tukang Bordir, tukang bordir harus bisa menterjemahkan hasil
        desainer sehingga Bordir yang dihasilkan benar-benar berkualitas.

3. Teknik Pengerjaan
     Mesin bordir yang baik, tenaga yang profesional harus juga
     ditunjang teknik pengerjaan yang profesional.
     #  Hasil yang diperoleh sesuai teknik membordir, sehingga
       susunan benangnya kencang, rapi dan sesuai pola desain.
     #  Desain motif original, kreatif dan inovatif.
     #  Serasi, dinamis dan artistik dalam paduan warna benang.
     #  Waktu pengerjaan cepat dan tepat.


Desain Bordir
Bordir, seni membentuk desain dekoratif dengan manual atau mesin jahit.
Bordir atau Embroidery berasal dari bahasa Anglo- Saxon yang berarti pinggir atau batas.
Bordir adalah salah satu teknik pemberian hiasan pada permukaan kain yang menggunakan jarum dan benang.
teknik sasak


teknik granit

Bordir Inggris

Richhelie    


teknik biji mentimun 

bordir aplikasi

Desain bordir

Floral
Motif Flora dalam segala variasi, merupakan desain yang paling dasar dan yang paling penting.  Motif flora dapat dikombinasikan dengan motif-motif lain dan subjek alam selama dapat diselaraskan dengan latar belakang yang menarik.


 Geometrik
Desain geometrik dibuat dari kombinasi bentuk abstrak seperti kotak, segitiga dan lingkaran.Tata letak geometrik memainkan ukuran objek, dari besar, kecil, rapi.Pewarnaan dalam desain ini dari warna monoton ke warna terang dan tebal tipis warna.
Folk ( Hikayat/ Ceritera Kebangsaan )
Desain Folk ( diketahui juga sebagai ceritera kebangsaan, petani, etnik dan kedaerahan ), diinspirasi dengan perkumpulan motif-motif tradisional yang populer dari suatu daerah atau negara tertentu.
Motif-motif ini mencakup semua bentuk dari tanaman, bunga-bunga, burung, binatang, figur manusia, subjek alam dan motif geometrik.


Dekoratif
Desain motif ini berasal dari bentuk alam, ditransformasikan ke dalam bentuk dekoratif dengan stilasi (gubahan) dari mode atau khayalan.
Abstrak
Desain abstrak ( diketahui juga sebagai desain kontemporer atau modern ) merupakan desain figuratif dan modern. Semua kombinasi warna dan tata letak motif dapat digunakan.


Materi ini didapat dari DIKLAT TPT KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN di kota Bogor

Jumat, 10 Desember 2010

ALUR PROSES GARMEN

1.PERENCANAAN [ PLANING ]

  • Jenis/macam produksi 
  • Jumlah/volume 
  • Mutu/kualitas
  • Waktu permintaan
  • Harga
  • Area/lokasi pemasaran
  • Mesin & peralatan
  • Tenaga kerja
  • Modal

2.PEMBUATAN POLA [ PATTERN MAKING ]

  • Berdasarkan spesifikasi dan ukuran yang telah ditetapkan, dibuat lengkap  termasuk komponen - komponen yang diperlukan.
  •   Pola sudah ditambah lebar kampuh.
  •   Sesuai dengan arah kain yang benar.
  •   Sesuai dengan karakterisasi kain.

Ukuran didapatkan dengan cara :

  •   Mengukur dari orang.
  •   Mengukur contoh yang ada.
  •   Melihat standar yang ada.



3.PEMBUATAN CONTOH [ SAMPLE ]

4.PENGUJIAN

5.GRADING POLA-POLA [ PTTERN GRADING ]

Pembuatan Grading Pola :
Grading ini dibuat dengan cara mengembangkan pola melalui penambahan atau pengurangan ukuran dari satu nomor ke nomor berikutnya, yang mengacu pada pola dasar yang telah ditetapkan.
Teknik grading ini akan mempercepat pembuatan pola dalam berbagai ukuran dibanding dengan membuat setiap ukuran secara terpisah.
Dewasa ini pattern grading telah dapat dilakukan secara komputerisasi, dengan software yang telah dikembangkan oleh Gerber dan Lectra. Penerapan sistem komputer ini selain diperoleh pola yang akurat juga dapat menentukan penggunaan bahan (kain) yang seminimal mungkin.

6.PEMBENTANGN [ SPREADING ]

Pembentangan (spreading) kain dilakukan dengan cara membentangkan, menyusun, dan menumpuk kain di atas meja  potong sesuai dengan jumlah tumpukan yang telah direncanakan sebelumnya.





7.PENYUSUNAN LETAK POLA [ LAY PLANNING ]


  • Penyusunan pola diatas kertas yang mempunyai lebar yang sama dengan lebar kain yang sesungguhnya, dengan tujuan mendapatkan kain sehemat mungkin.
  • Kesesuaian pola dengan desain
  • Kelengkapan pola dengan desain
  • Kelengkapan ukuran
  • Kesesuaian pola marker dengan arah serat kain dan motif kain
  • Kesesuaian pola marker dengan lebar kain



8.PEMOTONGAN [ CUTTING ]

Pemotongan Kain adalah proses memotong kain menjadi komponen-komponen bahan yang sesuai dengan bentuk gambar pola.

  • Pemotongan harus akurat agar pada waktu proses penjahitan dapat menghasilkan pakaian dengan bentuk yang telah direncanakan.
  • Pinggiran hasil potongan tidak boleh terlihat ”kotor” dimana sisa-sisa benang kain terlihat putus menonjol pada bekas potongan.
  • Kebersihan hasil potongan harus dijaga.
  • Pinggiran kain hasil pemotongan tidak saling melekat





9.FUSING

10.PELIPATAN [ FLETAING ]

11.PENJAHITAN [ SEWING ]
Merupakan proses utama pada industri pakaian jadi, jumlah pekerja yang terserap di bagian penjahitan kurang lebih mencapai 70% dari total tenaga kerjanya.

Tujuan Penjahitan :
Membentuk sambungan jahitan (seam) dengan penampilan yang memenuhi standar jahitan.

Standar Jahitan :

  • Hasil sambungan rapih dan halus.
  • Tidak ada cacat jahitan.
  • Kenampakan kainnya tetap rapih.


Penjahitan Persiapan
Proses ini meliputi penjahitan pada bagian komponen yang akan dirakitkan, misalnya manset, kerah, saku dan sebagainya

Penjahitan Perakitan
Proses ini meliputi penjahitan gabungan antara masing-masing komponen dengan komponen lainnya.

Penjahitan Penyempurnaan
Penjahitan dengan mesin khusus misalnya penjahitan kancing, lubang kancing, penjahitan bartacking dan sebagainya.

Pengepresan
Pengepresan terhadap komponen, saku, ujung kerah dan sebagainya.


12.PRESS AKHIR [ FINISHING PRESS ]
Pressing memberikan pengaruh yang besar pada kenampakan garmen yang sudah jadi.

Proses Pressing dapat dibagi  dalam 2 (dua) kelompok,

  • Under pressing, yaitu pengepresan selama pembuatan garmen.
  • Top pressing, yaitu pengepresan setelah garmen jadi 


Tujuan Pressing :

  • Menghilangkan bekas-bekas lipatan yang tidak diinginkan.
  • Membuat lipatan-lipatan yang diinginkan
  • Membentuk garmen sesuai dengan lekuk tubuh
  • Mempersiapkan garmen ke proses penjahitan berikutnya



13.PEMERIKSAAN [ INSPECTION ]
Merupakan proses pemeriksaan akhir terhadap mutu produk yang meliputi ukuran dan jahitan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan


14.PENGEMASAN , PENGIRIMAN



Dwonload file PPT-nya disini :

DIKLAT TPT KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN

Diklat TPT Kementrian Perindustrian yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 29 Nopember sd 4 Desember 2010 , diundur jadi tanggal 6-10 Desember 2010. Di Puslibang Gizi Jl. Sumeru Kota Bogor

Kami salah satu IKM yang menjadi binaan Dinas Perindustian dan Perdagangan Kota Bogor berkesempatan mengikuti Diklat tersebut.

Pembukaan Pelatihan dibuka oleh Kepada Dinas Perindag Kota Bogor disaksikan oleh Dirjen IKM.

Materi yang diberikan :
  1. Teknologi Proses Garmen.
  2. Desain dan Busana Tekstil
  3. Teknologi proses dan desain bordir
  4. Pelatihan Pembuatan Pakain Jadi
Pangisi Materi :

  1. Moekarto Moeliono
  2. Undang Djuhana
  3. Ayi Suhara

Di sesi Penutupan  hari jum'at 10 Desember 2010 , Ibu Dinar Kabid Perindustrian Kota Bogor mengatakan sudah ada komitment pengucuran Kredit Usaha Rakyat [ KUR ] tanpa agunan untuk IKM Tekstile kerjasama dengan Bank Mandiri , tinggal para Pengusaha IKM mulai mengurus legalitas usahanya berupa SIUP , TDP , NPWP dan TDI.
Dari Pak Ginting  dari Dirjen IKM tahun depan ada program rekstrukturisasi mesin IKM berupa rembuse 25% dari harga mesin yang dibeli IKM akan diganti Pemerintah.

Untuk Materi akan mudah-mudahan bisa dimuat diposting sesudah ini.